Minggu, 21 November 2010

HIDROSFER

A. PENGERTIAN HIDROSFER
Hidrosfer berasal dari kata hidros = air, spere = lapisan.
Jadi hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Siklus air adalah proses pergerakan air dan kembalike asalnya.

Siklus Pendek
apabila uap air mengalami kondensasi diatas laut kemudian jatuh sebagai hujan dan kembali ke laut

Macam-macam Siklus Sedang
Siklus air apabila uap air laut mengalami kondensasi membentuk awan kemudian terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan

Siklus Panjang
apabila uap air laut dibawa angin menuju daratan hingga pengunungan tinggi, menjadi kristal-kristales atau salju, kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju membentuk gletser, masuk ke sungai dan akhirnya kembali ke laut.


Aktivitas siklus air / siklus hidrologi


---------------




Keterangan :
a. Evaporasi (penguapan) : proses berubahnya zat cair menjadi uap air
b. Kondensasi : proses perubahan wujud dari bentuk uap air menjadi titik-titik air
c. Presipitasi : segala materi yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk cair (hujan) maupun padat (salju)
d. Transparasi : penguapan air dari tumbuh- tumbuhan melalui pori-pori daun (stomata)
e. Evapotranspirasi : kombinasi antara evaporasi dan transpirasi
f. Infiltrasi : peresapan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah

B. PERAIRAN DARAT
Perairan darat terdiri dari :
1. Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di lapisan tanah bawah permukaan bumi.
Lihat penampang air tanah berikut :
-------------
Jenis-jenis air tanah
 Air tanah freatik (dangkal) : air tanah yang terdapat diatas lapisan kedap air
 Air tanah artesis (dalam) : air tanah yang terdapat diantara lapisan kedap air
 Air tanah vados : air tanah yang tersimpan dibatuan sedimen
 Air tanah juvenile : air tanah yang berasal dari air yang naik dari magma
2. Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir melalui terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul-tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau sungai induknya

Kalsifikasi sungai terdiri dari :
 Sungai hujan
Sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan atau mata air (banyak dijumpai sungai-sungai di Indonesia)
 Sungai campuran
Sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan glestser (sungai di papua)
 Sungai gletser
Sungai yang sumber airnya berasal dari es yang mencair (jenis ini ditemukan di daerah penggunungan tinggi)

Sungai menurut volume airnya
 Sungai permanen(episodik/perinnial)
Sungai yang volume airnya tetap stabil sepanjang tahun
 Sungai periodik (euphemeral)
Sungai yang volume airnya melimpah pada waktu musim hujan dan berkurang pada musim kemarau


Sungai menurut arah aliran terhadap kemiringan lereng terdiri dari
 Sungai konsekuen
Sungai yang alirannya searah dengan kemiringan lereng
 Sungai subsekuen
Sungai yang mengalir tegak lurus dengan konsekuen
 Sungai resekuen
Sungai yang mengalir berlawanan dengan konsekuen
 Sungai insekuen
Sungai yang alirannya tidak teratur

Sungai berdasarkan struktur geologinya terdiri dari
 Sungai anteseden
Sungai yang tetap mempertahankan pola alirannya meskipun terjadi pengangkatan secara perlahan-lahan
 Sungai superposed
Sungai yang mengalir hingga struktur batuan tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai

 Sungai reserve
Sungai yang alirannya tidak mampu menembus uplift (pengangkatan) dan merubah pola aliran.

Istilah-istilah
1) Meander
Aliran sungai yang berkelok-berkelok secara teratur dan arah pembelokan kurang dari 1800
2) Oxbow lake
Kali mati (bekas sungai meander yang tidak dialiri lagi)
3) Delta
Endapan batuan, pasir, kerikil, dan lumut yang terdapat di muka sungai
Syarat-syarat delta
a. Adanya sungai yang ke laut
b. Arus dan gelombang kecil
c. Lautnya dangkal
d. Gelombang laut kecil
e. Pasang surut relative kecil
4) DAS (Daerah Aliran Sungai)
Bagian permukaan bumi yang akhirnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila terjadi hujan.

3. Danau
Danau adalah suatu cekungan yang di genangi air tawar dalam jumlah cukup banyak dan luas

Danau berdasarkan proses terjadinya
 Danau tektonik
Terjadi akibat patahan (danau poso,danau towuti,danau singkarak)
 Danau vulkanik
Akibat erupsi gunung berapi (danau kalimutu,danau kerinci,danau bat)
 Danau tektovulkanik
Akibat proses vulkanik dan tektonik (danau toba)
 Doline
Danau yang terdapat di daerah karst (danau di gunung kidul)

4. Rawa
Rawa adalah daerah di sekitar muara sungai yang cukup besar. Rawa banyak dijumpai di Papua,Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera

C. PERAIRAN LAUT
Berdasarkan letaknya
• Laut tepi
Laut yang letaknya di sepanjang tepi benua
(laut cina selatan,laut jepang)
• Laut pertengahan
Laut terletak diantara dua benua dan dua daratan
(laut yang terdapat di Indonesia)
• Laut pedalaman
Laut yang terletak di tengah-tengah benua
(laut kaspia dan laut mati)

Berdasarkan terjadinya
o Laut ingresi
Terjadinya karena adanya penurunan dasar laut (laut banda,laut Sulawesi,laut flores dan laut seram)
o Laut transgresi
Karena genangan air pada daratan yang lebih rendah (laut jawa, laut arafuru)
o Laut regresi
Karena penyempitan permukaan air laut (laut di selatan jawa)

Berdasarkan kedalamannya
 Litoral
Zona pasang surut
 Neritik
Kedalamannya 0 – 200 m
 Bathial
Kedalamannya 200 – 2000 m
 Abhysal
Kedalamannya > 2000 m


Warna laut
Laut merah
Dipengaruhi oleh gangga laut
Laut kuning
Dipengaruhi oleh lumpur loss berwarna kuning
Laut biru
Dipengaruhi oleh ganggang laut
Organisme di laut
 Plankton
Plankton merupakan makanannya ikan
• Fitoplankton
Tumbuhan yang menjadi sumber-sumber makanan utamanya hewan laut
• Zooplankton
Hewan kecil yang melayang-layang di permukaan laut
 Bentos
Kelompok hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar laut
Bentos terdiri dari
• Sesil (menetap) : anemone laut
• Vigil (merayap) : mollusca, kepiting
 Nekton
Kelompok bintang laut yang dapat berenang
Contoh : ikan paus, dan cumi-cumi
Wilayah laut Indonesia
 Landas kontinen
Wilayah laut dengan kedalaman sampai 200 m dibawah permukaan laut
 Landas territorial
Wilayah laut yang di ukur sejauh 12 mil dari garis dasar

 Landas ekonomi eksklusif
Wilayah laut yang diukur sejauh 200 mil dari garis dasar pulau-pulau terluar


Manfaat laut
1. Prasarana transportasi
2. Sumber makanan
3. Pembangkit listrik
4. Tempat rekreasi dan olah raga
5. Pengatur iklim

Jumat, 19 November 2010

KEANEKARAGAMAN FAUNA

Fauna adalah kekayaan yang berupa jenis-jenis hewan yang dimiliki suatu tempat.

Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia
sehingga jenis hewan yang ada dipengaruhi oleh jenis hewan dari kedua benua tersebut:

a. Wilayah Indonesia bagian barat dipengaruhi oleh jenis hewan dengan ciri -ciri
banyak terdapat jenis hewan besar, misalnya gajah, sapi, dan badak.
b. Wilayah Indonesia bagian timur dipengaruhi oleh jenis hewan yang berasal dari
Australia dengan ciri -ciri banyak jenis burung dengan paruh bengkok dan
berbagai jenis ikan.
c. Wilayah Sulawesi mempunyai jenis hewan peralihan (anoa dan babi rusa). Hal ini
disebabkan wilayah Sulawesi dibatasi oleh laut dalam sehingga tidak berhubungan dengan Benua Asia maupun Australia pada waktu es di kutub mencair. Air laut di
muka bumi menyebabkan lautan di bumi turun rata-rata 70 meter sehingga
wilayah Indonesia bagian barat bersatu dengan Asia dan wilayah Indonesia bagian
timur bersatu dengan Australia. Akibatnya menimbulkan migrasi atau
perpindahan hewan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi atau perpindahan hewan adalah sebagai
berikut.

1) Penyebab persebaran
· Tekanan populasi di mana persediaan makanan tidak mencukupi lagi bagi
keturunannya.
· Perubahan habitat.

2) Keadaan sasaran persebaran adalah udara, air, lah an, dan pengangkutan manusia.

3) Hambatan persebaran
· Iklim
· Geografis (lautan, sungai, pegunungan, dan padang pasir).
· Edafis, yaitu kondisi macam tanah yang berefek terhadap kemampuan hewan
menggali tanah.
· Biologis, tidak sesuai lagi atau cocok (karena tidak ada makanan, mungkin
adanya musuh).

a) FAUNA DI INDONESIA

Pembagian wilayah fauna di Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Fauna Asiatic menempati Indonesia bagian barat sampai Selat Malaka dan
Selat Lombok. Jenis hewannya terdiri atas hewan menyusui yang besar,
seperti gajah, harimau, badak, beruang, dan tapir.
2) Fauna Australiatic hidup di Indonesia bagian timur meliputi Irian Jaya dan
pulau-pulau sekitarnya. Jenis hewannya adalah hewan menyusui yang kecil,
seperti kanguru dan burung-burung berwarna.
3) Fauna peralihan atau Wallacea mempunyai jenis fauna Asiatic dan
Australiatic. Persebarannya terletak di wilayah antara kedua daerah tersebut
dan jenis faunanya adalah kuskus, anoa, dan burung maleo.

b) FAUNA DI DUNIA

Wilayah fauna di dunia terbagi atas delapan subdefinisi, yaitu sebagai berikut.

1) Ethiopian untuk fauna di Afrika.
2) Palaearktik untuk fauna di Asia.
3) Oriental untuk fauna di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
4) Neotropikal untuk fauna di Amerika Selatan.
5) Nearktik untuk fauna di Amerika Utara.
6) Oceanian untuk fauna di daerah Pasifik.
7) Australian untuk fauna di Australia.
8) Antartik untuk fauna di daerah kutub.

USAHA -USAHA PELESTARIANNYA

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelestarian flora dan fauna adalah
sebagai berikut.

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kehutanan Bab I/Pasal 3, subpasal 3 menyatakan bahwa hutan suaka alam
mencakup kawasan hutan yang secara khusus dibina dan dipelihara untuk taman
wisata dan taman baru.
b. Pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia
dan lingkungan.
c. Mendorong peningkatan nilai -nilai ilmiah, kebudayaan, pendidikan dan
ekonomi selama tidak bertentangan dengan tujuan pengawetan alam.
d. Konsep pembangunan berwawasan lingkungan mengandung pokok-pokok
pikiran diantaranya :
1) penggunaan sumber daya bijaksana
2) menunjang pembangunan yang berkesinambungan
3) meningkatkan mutu hidup

Satwa Langka yang dilindungi

Beberapa satwa langka yang dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah adalah
sebagai berikut.

1) Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar No. 134 dan
266/1931 di antaranya sebagai berikut.
· Orang utan
· Biawak/komodo
· Gajah
· Babi rusa
· Trenggiling
· Kancil
· Banteng
· Burung cendrawasih

2) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/KPT/a/ua/8/1970, di
antaranya sebagai berikut.
· Harimau
· Macan tutul
· Monyet hutan
· Burung kakatua
· Burung beo
· Burung kasuari
· Burung kuau
· Burung alap-alap
3) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 327/KPT/a/ua/7/1972 di
antaranya sebagai berikut.

· Harimau sumatera
· Bajing tanah
· Itik liar
· Duyung
· Burung kipas biru
· Kelinci sumatera
· Mandar sulawesi

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau
yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan perkembangbiakan hewan.

Beberapa faktor yang yang menyebabkan adanya keanekaragaman jenis tumbuhan
adalah perbedaan tinggi, iklim dan keadaan tanah. Keanekaragaman tumbuhan dan
kondisi lingkungan itulah yang juga mengakibatkan adanya keanekaragaman hewan.

KEANEKARAGAMAN FLORA

Flora adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam suatu tempat.
Dapat pula diartikan bahwa flora merupakan daftar inventaris kekayaan suatu tempat
yang memuat nama semua jenis tumbuhan yang tumbuh di tempat itu. Di bumi ini
jumlah flora yang ada meliputi 300.000 jenis tumbuhan dan kurang lebih 30.000 jenis
(10 %) terdapat di kepulauan Nusantara.

Fungsi hutan antara lain :

· Pengatur tata air/hidrologi
· Penyaring udara/ orologi
· Penyegar udara /klimatologi
· Estetika
· Penahan banjir

Di antara keempat fungsi yang penting adalah pengatur tata air dan penyegar udara

A. JENIS FLORA BERDASARKAN FAKTOR GEOLOGI

1) Flora di daerah Paparan Sunda

Flora di Sumatera terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.

· Flora endemik, contohnya bunga Raflesia Arnoldi.
· Flora di pantai timur terdiri atas hutan mangrove dan rawa gambut.
· Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di ataranya
meranti, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.

Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatera, yaitu hutan
hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.

2) Flora di daerah Paparan Sahul

Flora di Irian Jaya terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.

· Hutan hujan tropik. · Jenis Pometia Pinnata (motea) atau yang memiliki varilibiras genetika yang
tinggi.
· Pohon sagu, pohon nipah, dan hutan mangrove.

3) Flora di daerah peralihan

Flora di Sulawesi berjumlah 4.222 jenis dan berkerabat paling dekat dengan
flora di wilayah lain yang relatif kering, seperti Filipina, Maluku, Nusa
Tenggara, dan Jawa.

Tumbuhan yang berada di habitat pantai, dataran rendah, dan ultra basis lebih
mirip dengan flora di Irian, sedangkan jenis tumbuhan gunung mirip dengan
flora di Kalimantan.

Daerah Sulawesi terdiri atas hutan hujan tropik, sedangkan di pantai terdiri atas
tumbuhan mangrove, bangsa nipah, dan sebagainya. Sehubungan dengan flora
di Sulawesi ada yang berasal dari Nusa Tenggara dan Jawa yang menunjukkan
bahwa Selat Maksar pernah terbuka untuk hubungan masuknya flora dari kedua
wilayah.

B. JENIS FLORA BERDASARKAN IKLIM DAN KETINGGIAN TEMPAT DI
MUKA BUMI

Jenis hutan di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Hutan hujan tropis
Pembagian hutan hujan tropis adalah sebagai berikut.

a) Hutan hujan tanah kering
· Hutan nondipterocarpeceal memiliki ketinggian < 1.000 m dan suhu antara 26°C-21°C. · Hutan dipterocarpaccoo memiliki ketinggian < 1.000 m dan suhu antara 26°C-21°C. · Hutan agathis campuran memiliki ketinggian < 2.500 m dan suhu antara 26°C-13°C. · Hutan pantai memiliki ketinggian < 5 m dan suhu ± 26°C. · Hutan belukar memiliki ketinggian < 1.000-2.000 m dan suhu antara 26°C-21°C. · Hutan fegacceal memiliki ketinggian antara 1.000-2.000 m dan suhu antara 21°C-28°C. · Hutan casuarina memiliki ketinggian antara 1.000-2.000 m dan suhu antara 21°C-11°C. · Hutan penuh memiliki ketinggian antara 700-1.000 m dan suhu antara 23°C-18°C. · Hutan nothofogus memiliki ketinggian 1.000-3.000 m dan suhu antara 21°C-11°C. b) Hutan hujan tanah rawa · hutan rawa air tawar memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C. · hutan rawa gambut memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C. · hutan payau (hutan mangrove) memiliki ketinggian < 5 m dan suhu ± 26°C. 2) Hutan musim Hutan musim dapat digolongkan menjadi sebagai berikut. a) Hutan musim gugur daun memiliki ketinggian 800 m dan suhu > 20°C.
b) Hutan musim selalu hujan memiliki ketinggian < 1.200 m dan suhu >
22°C.

3) Hutan sabana
Hutan sabana dapat digolongkan menjadi berikut ini.
a) Hutan sabana pohon dan palma memiliki ketinggian < 900 m dan suhu 22°C. b) Hutan sabana casuarina memiliki ketinggian antara 1.600-2.400 m dan suhu antara 18°C-13°C. 4) Padang rumput Padang rumput dapat digolongkan menjadi berikut ini. a) Padang rumput iklim basah · Padang rumput tanah rendah memiliki ketinggian < 1.000 m dan suhu 26°C-21°C. · Rawa rumput memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C. · Padang rumput pegunungan memiliki ketinggian antara 1.500 – 2.400 m dan suhu antara 18°C-23°C. · Padang rumput berawa gunung memiliki ketinggian antara 1.500 – 2.400 m dan suhu antara 10°C-23°C. · Padang rumput Alpin memiliki ketinggian antara 4.000 – 4.500 m (batas salju) dan suhu < 6°C. · Komunitas rumput dan lumut memiliki ketinggian > 4.500 m dan suhu < 60°C. b) Padang rumput iklim kering memiliki ketinggian < 900 m dan suhu >22°C.

ANEKA BENTUK DAN POTENSI MUKA BUMI

BENTUK MUKA BUMI
Bentuk muka bumi yang menjadi tempat tinggal manusia akan memberikan beberapa
kemungkinan sebagai penunjang kehidupan yang terdapat di suatu wilayah. Maka bumi
memiliki bentuk yang bermacam-macam dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.

Perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang disebut tenaga endogen dan tenaga yang berasal dari luar bumi yang disebut tenaga
eksogen. Akibat adanya kedua tenaga itulah yang menyebabkan permukaan bumi memiliki
bentuk yang tidak sama. Ada yang berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah,
bukit, lembah, dan sebagainya. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi itu disebut relief.

FAKTOR PEMBENTUK MUKA BUMI DI DARATAN DAN LAUTAN


A. TENAGA ENDOGEN

Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada umumnya
memberikan berbagai bentuk relief kulit bumi dan bersifat membangun. Tenaga endogen
dapat dibedakan menjadi tiga bagian. Pembagiannya adalah sebagai berikut.

1) TEKTOGENETIK

Tektogenetik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya
perubahan letak kedudukan lapisan kulit bumi, baik secara horizontal maupun vertikal.
Gerakan tektogenetik dikenal dengan istilah di slokasi. Berdasarkan kecepatan gerak
lurus dan luas daerahnya, pembagian gerakan tektogenetik adalah sebagai berikut.

a. Gerakan epirogenetik adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan
kulit bumi. Gerakan ini relatif lambat dan berlangsung agak lama di suatu daerah
yang luas. Contohnya pembentukan kontinen atau benua. Tanda-tanda yang
kelihatannya jelas dari gerak epirogenetik dapat dibedakan menjadi dua.

· Epirogenetik positif (perubahan permukaan laut positif) adalah gerak turunnya
suatu darata sehingga permukaan air laut kelihatan naik.
· Epirogenetik negatif (perubahan permukaan laut negatif) adalah gerak naiknya
suatu daratan sehingga permukaan air laut kelihatan turun.



b. Gerak orogenetik adalah gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif
lebih cepat daripada gerakan epirogenetik serta meliputi daerah yang sempit. Gerak
orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi
sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan.

Lipatan (fold)

Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan
tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis.

Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau
antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas
disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak
pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antikl inal dan sinklinal.
Deretan semacam itu masing -masing disebut antiklinorium dan sinklinorium.

Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut.

· Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial,
kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
· Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal
tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
· Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari
satu arah.
· Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial
saja yang bekerja.

Patahan (fault)

Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga
horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian -bagian
yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan
semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi
retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya.

· Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah
sekelilingnya, akibat patahnya lapisan -lapisan tanah sekitarnya.
· Graben/slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah
dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan sekitarnya.



· Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser
ke kanan. Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan
di depan kita bergeser ke arah kiri.


· Block mountain terjadi akibat tena ga endogen yang membentuk retakan -
retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang
bergerak miring sehingga terjadilah satu kompleks pegunungan patahan yang
terdiri atas balok-balok litosfer.


2) GUNUNG API (VULKANISME)
Vulkanisme merupakan salah satu gejala alam yang mencakup peristiwa yang
berhubungan dengan naiknya magma (massa cair pijar) ke permukaan bumi melalui
suatu rekahan dalam kerak bumi. Magma yang sudah keluar disebut lava.

3) GEMPA BUMI (SEISME)
Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan kekuatan yang berada dari
dalam bumi, yaitu sentakan asli yang bersumber dari dalam bumi merambat melalui
permukaan lalu menerobos permukaan kulit bumi karena keseimbangannya yang
terganggu. Batuan kulit bumi menjadi bergeser sampai tercapainya keseimbangan
kembali. Penyebab timbulnya gangguan keseimbangan itu di antaranya adalah karena
tenaga dari dalam bumi, peristiwa vulkanisme, tektonisme, dan tanah runtuh.

Menurut sebab terjadinya, gempa dibedakan menjadi tiga macam.

a) Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api. Apabila
gunung api akan meletus, maka timbulah tekanan gas dari dalam. Tekanan ini
menyebabkan terjadinya getaran yang kita sebut gempa bumi. Gempa vulkanis
hanya terdapat di daerah gunung api yang akan, sedang, atau sesudah meletus.
Bahaya gempa ini relatif kecil, tetapi sangat terasa di sekitarnya.

b) Gempa tektonik
Gempa tektonik disebabkan oleh gerak tektonik yang merupakan akibat dari gerak
orogenetik. Daerah yang seringkali mengalami gempa tektonik adalah daerah
pegunungan lipatan muda, yaitu rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum
Pasifik. Bahaya gempa ini sangat besar sekali sebab akibat gempa yang timbul,
tanah dapat mengalami retakan, terbalik bahkan dapat bergeser.

c) Gempa runtuhan (terban)
Gempa runtuhan dapat terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah di daerah
tambang yang berbentuk terowongan atau pegunungan kapur. Pada umumnya di
pegunungan kapur terdapat gua yang disebabkan oleh korosi. Jika gua atau lubang
tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Namun, bahaya yang ditimbulkan
gempa bumi ini relatif kecil.

Lokasi episentrum (pusat gempa) pada suatu tempat dapat ditentukan dengan
menggunakan beberapa cara.

· Menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami atau
mencatat gelombang primer pada waktu yang sama.
· Menggunakan tiga sismograf yang ditempatkan pada sebuah stasiun gempa.
· Menggunakan tiga tempat yang telah diketahui jarak episentralnya.

Jika dari stasiun A diketahui jaraknya adalah XA, dari stasiun B adalah XB, dan
dari stasiun C adalah XC. Dengan titik A, B, dan C sebagai pusat lingkaran, dibuat
lingkaran yang masing-masing beradius XA, XB, dan XC. Ketiga lingkaran itu
berpotongan di sebuah titik. Maka titik itu merupakan episentrum yang dicari.
Cobalah perhatikan gambar berikut ini.
Jarak episentral dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hukum Laska.
D = {(S – P) – 11} x 1 Megameter
Keterangan: D = Jarak episentral

S – P = selisih waktu antara gelombanga primer dan

sekundernya yang dicatat pada sismograf dalam satuan menit.

11 = Satu menit merupakan pengurangan tetap.
1 megameter = 1.000 kilometer.

Klasifikasi gempa juga dapat dibedakan berdasarkan pusat gempa (episentrumnya).

1) Berdasarkan bentuk episentrumnya
· Gempa linear memiliki episentrum berbentuk garis.
· Gempa sentral memiliki episentrum berbentuk titik.

2) Berdasarkan jarak episentrumnya

· Gempa setempat/lokal memilik i jarak episentrum kurang dari 10.000 km.
· Gempa jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km.
· Gempa sangat jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km.

3) Berdasarkan letak episentrumnya

· Gempa darat memiliki letak episentrum di daratan.
· Gempa laut memiliki letak episentrum di dasar laut atau permukaan laut.

B. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merusak dan
mengikis kulit bumi, terutama pada bagian-bagian yang tinggi, tetapi sebaliknya tenaga
eksogen mengisi bagian -bagian yang rendah. Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen
adalah air, angin, organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen bisa menyebabkan
terjadinya pelapukan (
weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tana h menjalar (soil creep). Jadi dengan
adanya tenaga eksogen, litosfer mengalami kerusakan kemudian dibangun lagi oleh tenaga
endogen, lalu dirusak lagi oleh tenaga eksogen, selanjutnya dibangun lagi oleh tenaga
endogen, dan seterusnya. Perhatikan gambar berikut!

PENGARUH BENTUK MUKA BUMI TERHADAP KEHIDUPAN

A. KEHIDUPAN DI DATARAN RENDAH

Penduduk di daerah pantai pada umumnya bekerja di laut sebagai nelayan, berdagang,
dan sebagai petani g aram karena letak wilayahnya dekat dengan laut dan pelabuhan. Di
samping itu, banyak yang bekerja di sektor pertanian sebagai petani sawah dan tegalan.
Di daerah pantai yang landai dijumpai adanya tambak udang dan bandeng.

B. KEHIDUPAN DI DATARAN TINGGI ATAU PLATO

Penduduk yang hidup di daerah yang berbentuk horizontal bekerja di sektor pertanian
sebagai petani sawah atau ladang, di tegalan, perkebunan, dan kehutanan, sedangkan
daerah stepa banyak diusahakan untuk sektor peternakan.

C. KEHIDUPAN DI DAERAH PEGUNUNGAN

Penduduk di daerah pegunungan umumnya bekerja di sektor perkebunan. Namun di
daerah ini tidak semua tanaman dapat hidup. Makin tinggi suatu tempat, makin rendah
suhu di daerah tersebut sehingga jenis usahan perkebunan yang ada berupa pertanian
hortikultura, perkebunan teh, kina dan sebagainya.



PERSEBARAN BENTUK MUKA BUMI DAN POTENSINYA SEBAGAI
PENUNJANG KEHIDUPAN

Bentuk muka bumi dapat memberikan potensi sebagai penunjang kehidupan. Suatu daerah
yang bercirikan homogenitas tertentu, berkenaan dengan iklim dan kondisi alam lainnya.

Bentuk muka bumi yang berbeda dapat menimbulkan corak kehidupan pendudukan yang
berbeda pula. Namun, di daerah dengan relief yang sama pun dapat terjadi corak kehidupan
penduduk yang berbeda, misalnya karena keadaan i klim yang berbeda.

a. Daerah dataran rendah dikembangkan untuk usaha:
· pertanian, khususnya jenis tanaman budidaya berupa padi, tembakau, karet, kelapa,
dan tebu.
· industri, hal ini jika faktor pendukung, baik bahan baku, transportasi, maupun
pemasaran memungkinkan.
· perikanan dan peternakan.

b. Daerah pegunungan rendah, dikembangkan untuk usaha

· perkebunan teh, sayur-sayuran, buah-buahan
· peternakan yang cocok dilakukan di daerah plato.

c. Daerah pegunungan tinggi dikembangkan untuk tanaman pinus.
d. Daerah zona dingin tidak terdapat tanaman budidaya.
Persilangan antara jagung lokal dan jagung hibrida mengakibatkan lebih banyak produksi
jagung dengan penambahan unsur Pupuk.

C. BENTUK MUKA BUMI AKIBAT PROSES DENUDASI

Denudasi adalah proses pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses
pelapukan atau akibat pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan
es yang bergerak ke laut. Pada umumnya denudasi terdapat pada lereng - lereng pegunungan
yang dipengaruhi oleh gaya berat dan erosi sehingga bagian terluar terangkat dan daerah
tersebut akan mengalami ketandusan karena tidak mempunyai lapisan tanah lagi.

Pada daerah kapur terjadi pelapukan kimiawi (bukan organis) , daerah kapur berupa daerah
pegunungan dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar.

Iklim Hujan tropis

Iklim hujan tropis terjadi banyak hujan akibatnya tingkat erosi tinggi. Karena tingkat erosi
yang tinggi mengakibatkan perubahan bintang alam yang ditunjukkan oleh adanya :

1. bukit sisa
2. lahan kritis
3. dataran fluvial

B. BENTUK MUKA BUMI AKIBAT PROSES SEDIMENTASI ATAU PENGENDAPAN

Seperti telah diketahui bahwa bahan -bahan yang diangkut oleh air yang mengalir,
gelombang dan arus laut, angin, dan gletser, pada suatu waktu akan diendapkan di suatu
tempat, entah untuk sementara waktu atau untuk jangka waktu yang lama. Hal ini
disebabkan zat pengangkut memperlambat gerakannya atau berhenti sama sekali.

Jika disimpulkan maka sedimentasi itu dapat terjadi apabila daya angkut zat berkurang
dan beban yang harus diangkut terlalu banyak sehingga melebihi daya angkut zat yang
bersangkutan.

Proses sedimentasi oleh sungai

a) Floodplain merupakan endapan atau dataran banjir. Menurut tempatnya dapat
dibedakan menjadi channel bar, delta bar, meander bar, dan tanggul alam.

· Channel bar adalah endapan yang terdapat di tengah lembah sungai.
· Delta bar adalah endapan di muara anak sungai pada sungai induk.
· Meander bar adalah endapan yang terdapat di tikungan dari meander.
· Tanggul alam adalah punggungan rendah di tepi sungai yang terbentuk
akibat banjir.

b) Delta merupakan endapan yang terdapat di muara sungai dan memiliki bentuk
seperti delta atau segitiga.

BENTUK MUKA BUMI YANG BERKAITAN DENGAN EROSI, DENUDASI DAN SEDIMENTASI

A. BENTUK MUKA BUMI AKIBAT PROSES EROSI

Erosi adalah peristiwa hilangnya dan terangkutnya runtuhan batuan oleh suatu tenaga di
permukaan tanah, misalnya dilakukan oleh air, angin, atau gletser. Air yang mengalir di
sungai melakukan erosi terhadap batuan yang dilaluinya, baik pada bagian tepi maupun
pada bagian dasar sungainya.

Erosi oleh sungai
Proses erosi sungai dapat menentukan tingkat usia sungai.

a) Stadium muda (young stream)
Sungai dikatakan dalam stadium muda apabila terjadi ketidakseimbangan antara proses
erosi dan sedimentasi, di mana erosi jauh lebih besar dibandingkan dengan sedimentasi.
Tanda-tandanya adalah

· proses erosi sangat aktif, baik erosi ke bawah maupun erosi ke samping.
· lembahnya mempunyai lereng yang terjal (berbentuk huruf V)
· banyak dijumpai air terjun (waterfall)
· pengikisan vertikal lebih kuat dibandingkan dengan pengikisan horizontal

b) Stadium dewasa (mature stream)

Sungai dikatakan dalam stadium dewasa apabila sudah terdapat keseimbangan antara
proses erosi dan sedimentasi. Tanda-tandanya adalah

· kecepatan alirannya berkurang
· lerengnya tidak tidak terlalu tajam (berbentuk huruf U)
· erosi ke bawah sudah tidak begitu kuat

c) Stadium tua (old stream)

Sungai dikatakan dalam stadium tua apabila pada bagian hilirnya terjadi pengendapan yang
sangat besar, sedangkan di bagian hulunya hanya terjadi sedikit sekali atau sama sekali
sudah tidak ada erosi. Tanda-tandanya adalah

· proses erosi sangat kecil, sedangkan proses sedimentasi sangat besar
· terdapatnya dataran banjir (flood plain), yaitu daerah di kiri dan kanan sungai apabila
sungai mengalami banjir akan tergenang dan terdapat endapan-endapan material, sewaktu
air telah surut endapan material tersebut tertinggal
· dijumpai adanya meander

Erosi oleh air laut (abrasi)

a) Desakan yang kuat dari gelombang yang memecah pantai mempunyai pengaruh
langsung pada pantai dan secara tidak langsung menekan air yang terjebak di dalam
retakan batuan dan batuan itu mengalami retakan lebih besar lagi ketika air kembali ke
laut.
b) Pecahan -pecahan batuan di dalam air menggelinding pada dasar cliff yang akhirnya
melahirkan proses korasi. Proses ini bisa terjadi di pantai -pantai yang terdiri atas batuan
yang mudah larut, misalnya batu kapur. Akibat erosi dari pelarutan kalsium karbonat
oleh air menyebabkan batuan menjadi melemah dan akhirnya hancur.
c) Cliff atau tebing pantai
Cliff adalah pantai dengan batuan keras yang terjal dengan pegunungan yang curam.
Perjaan erosi laut terjadi pada zona yang relatif sempit dan datar sehingga cliff tidak
stabil dan runtuh. Jika muka cliff yang mundur tertinggal oleh dasar yang telah dierosi
maka disebut wave cut platform. Pada tempat ini material hasil erosi diendapkan.

d) Cave (gua), arch, stack, dan stump

Pengerjaan erosi laut mencapai batuan yang lembut di sepanjang dasar cliff, seperti
pada garis patahan atau sejenisnya karena erosi ini mungkin terjadi bentuk yang disebut
cave (gua). Jika cave ini terbentuk pada kedua sisi erosi yang berkelanjutan akan terus
menerobos dan kedua gua itu bersatu sehingga terjadilah arch. Arch ini terus menerus
terkena erosi, yang tertinggal hanya tiang-tiang batu yang berdiri jauh dari cliff, ini
yang disebut stack. Erosi pada dasar stack terus berlangsung sehingga stack itu runtuh
dan terdapat di bawah permukaan air laut dan ini yang disebut stump.

e) Pantai fjord adalah pantai yang berlekuk- lekuk jauh menjorok ke arah daratan (seperti
teluk yang sempit), tebingnya sangat curam, lembahnya berbentuk huruf V dan
biasanya dasar lautnya dalam, tetapi ambangnya dangkal.

GEJALA PASCA VULKANISME, PEMANFAATAN

A. GEJALA PASCAVULKANISME
Gejala pascavulkanisme ditandai dengan kegiatan sebagai berikut.

1) Sumber gas atau ekshalasi mengeluarkan gas-gas sebagai berikut.
· Gas belerang (H2S) yang dinamakan solfatar, terdapat di Gunung Welirang,
Gunung Arjuna, dan Gunung Anjasmoro (Jawa Timur).
· Gas uap air (H2O) yang dinamakan fumarol, terdapat di Kawah Kamojang
(Jawa Barat), Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), dan Sulawesi Utara.
· Gas asam arang (CO2) yang dinamakan mofet terdapat di Kawah Timbang
dan Sinila Diaeng (Jawa Tengah), Gunung Tangkuban Perahu, Gunung
Papandayan, Ciremekati (Jawa Barat), dan Kawah Ijen (Jawa Timur).

2) Sumber air panas (term) letaknya di Cipanas (Jawa Barat), Baturaden (Jawa
Tengah), dan Cangar (Jawa Timur).
4) Sumber air mineral (makdani), misalnya zat belerang yang terdapat di Maribaya
(Jawa Barat) dan Baturaden (Jawa Tengah).
5) Geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi, biasanya tidak memancar
terus-menerus, tetapi secara berkala. Misalnya di Cisolok (Jawa Barat).

B. MANFAAT GUNUNG API

Manfaat adanya gunung api adalah sebagai berikut.
1) Abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung api bersifat menyuburkan tanah
pertanian di sekitarnya sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian penduduk.
2) Bahan galian gunung berapi, misalnya bijih logam, besi, emas, tembaga, dan perak
biasanya terdapat di daerah bekas vulkan (gunung berapi).
3) Hasil letusan dapat digunakan sebagai bahan bangunan (pasir batu).
4) Daerah gunung berapi yang tinggi, misalnya Gunung Semeru dan Gunung Merapi
biasanya dapat dipakai sebagai daerah penangkap hujan.
5) Dapat memberikan kemungkinan adanya irigasi yang baik serta PLTA.
6) Memberi kemungkinan untuk mengusahakan bermacam-macam tanaman budidaya.
7) Dapat dijadikan sebagai objek wisata yang menarik dengan adanya gejala
pascavulkanisme, seperti Pegunungan Dieng, Gunung Bromo, dan Kawah Tiga
Warna di Flores.

BERBAGAI BENTUKAN YANG BERKAITAN DENGAN VULKANISME

A. PENGERTIAN VULKANISME
Vulkanisme ialah peristiwa alam yang berhubungan dengan pembentukan gunung api,
yaitu pergerakan magma di kulit bumi (litosfer) menyusup ke lapisan lebih atau ke luar
permukaan bumi. Jadi, gejala vulkanisme itu mencakup peristiwa intrusi magma dan
ekstrusi magma.

B. GEJALA VULKANISME
INTRUSI MAGMA
Intrusi magma adalah proses terobosan magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) tetapi
tidak sampai keluar dari permukaan bumi.

Bentuk Intrusi magma Sebagai berikut :

a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam kapur magma karena penurunan
suhunya yang sangat lambat.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya
menyerupai lensa cembung
C. c) Keping intrusi atau sill adalah sisipan magma yang membeku di antara dua
lapisan litosfer tidak cembung dan relatif tipis serta melebar
c) Gang atau dike/retas (korok) adalah batuan hasil intrusi magma yag memotong
lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk piph atau lempeng.
d) Apofisa adalah gang yang relatif kecil dan merupakan cabang gang
e) Diatrema adalah batuan pengisi pipa letusan yang berbentuk silinder mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.



EKSTRUSI MAGMA

Ekstrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma keluar permukaan bumi yang
menyebabkan terbentuknya vulkano atau gunung api. Jadi, semua bentuk ekstrusi magma
serta prosesnya dimasukkan dalam pengertian istilah vulkanisme.
Erupsi berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma dibedakan sebagai berikut :

a. Erupsi Linier

b. Erupsi Areal

c. Erupsi Sentral

BENTUK MUKA BUMI

A. BENTUK MUKA BUMI DI DARATAN

Dataran rendah
Dataran rendah merupakan suatu bentang alam tanpa banyak memiliki perbedaan
ketinggian antara tempat yang satu dan tempat lainnya. Daerah ini mempunyai ketinggian mencapai 200 m di atas permukaan laut. Di Indonesia banyak kita jumpai wilayah dataran
rendah yang terjadi dari hasil sedimentasi material (tanah) yang dibawa oleh sungai -sungi
ke muara. Oleh karena itu, daerah ini juga disebut dataran aluvial. Misalnya dataran aluvial
di Sumater a bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur serta Irian Jaya bagian barat dan utara. Di pulau -pulau lain juga terdapat
aluvial, tetapi ukurannya sempit. Daerah dataran aluvial memiliki penduduk lebih padat
jika dibandingkan dengan daerah pegunungan karena dataran aluvial biasanya merupakan
daerah subur.

Dataran tinggi
Suatu daerah yang mempunyai ketinggian lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan terbentuk
dari lapisan - lapisan batuan yang horizontal disebut dataran tinggi (plato). Seperti halnya
daerah pegunungan, sukar untuk menentukan batasan berapa ketinggian suatu daerah untuk
dapat disebut plato. Dataran tinggi biasanya lebih rendah dari pegunungan yang
mempunyai ketinggian sekitar 700 m. misalnya Dataran Tinggi Lembang, Dataran Tinggi
Bandung, dan Dataran Tinggi Dieng.

Pegunungan
Jika gunung-gunung terdapat dalam suatu kelompok, maka bentang alam itu disebut
pegunungan, misalnya Pegunungan Kapur Utara, Pegunungan Kendeng, Pegunungan
Schwaner, Pegunungan Kapuas Hulu di Kalimantan, Pegunungan Alpen di Australia, dan
Pegunungan Himalaya di India bagian utara yang berbatasan dengan RRC.

B. BENTUK MUKA BUMI DI LAUTAN
Permukaan dasar laut semula dianggap dalam keadaan datar dan tidak mempunyai bentuk,
tetapi beberapa ilmu pengetahuan lainnya telah membuktikan bahwa topografi dasar laut
memiliki bentuk yang kompleks seperti daratan. Bentuk-bentuk muka bumi di dasar laut
adalah sebagai berikut.

Bentuk relief dasar lautan utama

a) Continental shelf (landas kontinen) ialah relief dasar laut paling tepi yang
mengalami penurunan landai mulai dari pantai ke arah tengah lautan. Kemiringan
ke arah laut umumnya kurang dari satu derajat. Beberapa lembah sungai continental
shelf merupakan bukti bahwa suatu ketika continental shelf merupakan massa
daratan yang kemudian tenggelam dan mempunyai kedalaman antara 0-200 m.
b) Continental slope (lereng benua) ialah relief dasar laut yang letaknya berbatasan
dengan continental shelf, ke arah laut lerengnya menjadi curam membentuk
continental shelf. Sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari lima derajat dan zona
ini mencapai kedalaman antara 200-2.000 m.

c) Deep sea plain ialah relief dasar laut yang letaknya berbatasan dengan continental
slope. Relief di zona ini bentuknya bervariasi, mulai dari yang rata sampai yang
berpegunungan atau berbentuk plato. Kadang-kadang juga terdapat puncak vulkanik
yang muncul di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi dua pertiga dari seluruh
dasar laut dan terletak pada kedalaman antara 2.000-3.000 m. d) The deeps ialah relief dasar laut yang paling dalam dan dikarakterisasikan dengan
adanya palung yang mencapai kedalaman lebih dari 6.000 m.

ANEKA BENTUK DAN POTENSI MUKA BUMI

BENTUK MUKA BUMI
Bentuk muka bumi yang menjadi tempat tinggal manusia akan memberikan beberapa
kemungkinan sebagai penunjang kehidupan yang terdapat di suatu wilayah. Maka bumi
memiliki bentuk yang bermacam-macam dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.

Perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang disebut tenaga endogen dan tenaga yang berasal dari luar bumi yang disebut tenaga
eksogen. Akibat adanya kedua tenaga itulah yang menyebabkan permukaan bumi memiliki
bentuk yang tidak sama. Ada yang berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah,
bukit, lembah, dan sebagainya. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi itu disebut relief.

FAKTOR PEMBENTUK MUKA BUMI DI DARATAN DAN LAUTAN


A. TENAGA ENDOGEN

Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada umumnya
memberikan berbagai bentuk relief kulit bumi dan bersifat membangun. Tenaga endogen
dapat dibedakan menjadi tiga bagian. Pembagiannya adalah sebagai berikut.

1) TEKTOGENETIK

Tektogenetik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya
perubahan letak kedudukan lapisan kulit bumi, baik secara horizontal maupun vertikal.
Gerakan tektogenetik dikenal dengan istilah di slokasi. Berdasarkan kecepatan gerak
lurus dan luas daerahnya, pembagian gerakan tektogenetik adalah sebagai berikut.

a. Gerakan epirogenetik adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan
kulit bumi. Gerakan ini relatif lambat dan berlangsung agak lama di suatu daerah
yang luas. Contohnya pembentukan kontinen atau benua. Tanda-tanda yang
kelihatannya jelas dari gerak epirogenetik dapat dibedakan menjadi dua.

· Epirogenetik positif (perubahan permukaan laut positif) adalah gerak turunnya
suatu darata sehingga permukaan air laut kelihatan naik.
· Epirogenetik negatif (perubahan permukaan laut negatif) adalah gerak naiknya
suatu daratan sehingga permukaan air laut kelihatan turun.



b. Gerak orogenetik adalah gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif
lebih cepat daripada gerakan epirogenetik serta meliputi daerah yang sempit. Gerak
orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi
sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan.

Lipatan (fold)

Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan
tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis.

Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau
antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas
disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak
pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antikl inal dan sinklinal.
Deretan semacam itu masing -masing disebut antiklinorium dan sinklinorium.

Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut.

· Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial,
kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
· Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal
tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
· Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari
satu arah.
· Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial
saja yang bekerja.

Patahan (fault)

Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga
horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian -bagian
yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan
semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi
retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya.

· Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah
sekelilingnya, akibat patahnya lapisan -lapisan tanah sekitarnya.
· Graben/slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah
dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan sekitarnya.



· Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser
ke kanan. Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan
di depan kita bergeser ke arah kiri.


· Block mountain terjadi akibat tena ga endogen yang membentuk retakan -
retakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang
bergerak miring sehingga terjadilah satu kompleks pegunungan patahan yang
terdiri atas balok-balok litosfer.


2) GUNUNG API (VULKANISME)
Vulkanisme merupakan salah satu gejala alam yang mencakup peristiwa yang
berhubungan dengan naiknya magma (massa cair pijar) ke permukaan bumi melalui
suatu rekahan dalam kerak bumi. Magma yang sudah keluar disebut lava.

3) GEMPA BUMI (SEISME)
Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan kekuatan yang berada dari
dalam bumi, yaitu sentakan asli yang bersumber dari dalam bumi merambat melalui
permukaan lalu menerobos permukaan kulit bumi karena keseimbangannya yang
terganggu. Batuan kulit bumi menjadi bergeser sampai tercapainya keseimbangan
kembali. Penyebab timbulnya gangguan keseimbangan itu di antaranya adalah karena
tenaga dari dalam bumi, peristiwa vulkanisme, tektonisme, dan tanah runtuh.

Menurut sebab terjadinya, gempa dibedakan menjadi tiga macam.

a) Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api. Apabila
gunung api akan meletus, maka timbulah tekanan gas dari dalam. Tekanan ini
menyebabkan terjadinya getaran yang kita sebut gempa bumi. Gempa vulkanis
hanya terdapat di daerah gunung api yang akan, sedang, atau sesudah meletus.
Bahaya gempa ini relatif kecil, tetapi sangat terasa di sekitarnya.

b) Gempa tektonik
Gempa tektonik disebabkan oleh gerak tektonik yang merupakan akibat dari gerak
orogenetik. Daerah yang seringkali mengalami gempa tektonik adalah daerah
pegunungan lipatan muda, yaitu rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum
Pasifik. Bahaya gempa ini sangat besar sekali sebab akibat gempa yang timbul,
tanah dapat mengalami retakan, terbalik bahkan dapat bergeser.

c) Gempa runtuhan (terban)
Gempa runtuhan dapat terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah di daerah
tambang yang berbentuk terowongan atau pegunungan kapur. Pada umumnya di
pegunungan kapur terdapat gua yang disebabkan oleh korosi. Jika gua atau lubang
tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Namun, bahaya yang ditimbulkan
gempa bumi ini relatif kecil.

Lokasi episentrum (pusat gempa) pada suatu tempat dapat ditentukan dengan
menggunakan beberapa cara.

· Menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami atau
mencatat gelombang primer pada waktu yang sama.
· Menggunakan tiga sismograf yang ditempatkan pada sebuah stasiun gempa.
· Menggunakan tiga tempat yang telah diketahui jarak episentralnya.

Jika dari stasiun A diketahui jaraknya adalah XA, dari stasiun B adalah XB, dan
dari stasiun C adalah XC. Dengan titik A, B, dan C sebagai pusat lingkaran, dibuat
lingkaran yang masing-masing beradius XA, XB, dan XC. Ketiga lingkaran itu
berpotongan di sebuah titik. Maka titik itu merupakan episentrum yang dicari.
Cobalah perhatikan gambar berikut ini.
Jarak episentral dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hukum Laska.
D = {(S – P) – 11} x 1 Megameter
Keterangan: D = Jarak episentral

S – P = selisih waktu antara gelombanga primer dan

sekundernya yang dicatat pada sismograf dalam satuan menit.

11 = Satu menit merupakan pengurangan tetap.
1 megameter = 1.000 kilometer.

Klasifikasi gempa juga dapat dibedakan berdasarkan pusat gempa (episentrumnya).

1) Berdasarkan bentuk episentrumnya
· Gempa linear memiliki episentrum berbentuk garis.
· Gempa sentral memiliki episentrum berbentuk titik.

2) Berdasarkan jarak episentrumnya

· Gempa setempat/lokal memilik i jarak episentrum kurang dari 10.000 km.
· Gempa jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km.
· Gempa sangat jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km.

3) Berdasarkan letak episentrumnya

· Gempa darat memiliki letak episentrum di daratan.
· Gempa laut memiliki letak episentrum di dasar laut atau permukaan laut.

B. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merusak dan
mengikis kulit bumi, terutama pada bagian-bagian yang tinggi, tetapi sebaliknya tenaga
eksogen mengisi bagian -bagian yang rendah. Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen
adalah air, angin, organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen bisa menyebabkan
terjadinya pelapukan (
weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tana h menjalar (soil creep). Jadi dengan
adanya tenaga eksogen, litosfer mengalami kerusakan kemudian dibangun lagi oleh tenaga
endogen, lalu dirusak lagi oleh tenaga eksogen, selanjutnya dibangun lagi oleh tenaga
endogen, dan seterusnya. Perhatikan gambar berikut!

PERAIRAN LAUT (ORGANISME LAUT, PEMANFAATAN PERAIRAN LAUT, PEMBAGIAN WILAYAH PERAIRAN LAUT DI INDONESIA DAN PERMASALAHAN PEMANFAATAN LAUT)

Setelah mempelajari uraian materi dalam kegiatan ini serta mengerjakan tugastugasyang terdapat di dalamnya diharapkan Anda dapat:
1. mengelompokkan organisme laut dan pemanfaatannya;
2. menyebutkan pemanfaatan perairan air laut dalam kehidupan;
3. menjelaskan pembagian wilayah perairan laut di Indonesia; dan
4. menjelaskan permasalahan dalam pemanfaatan laut.
1. Organisme Laut dan Pemanfaatannya
Anda tentu masih ingat, pada kegiatan sebelumnya Anda telah mempelajari berbagai mineral perairan laut dan manfaatnya, Organisme laut dan pemanfaatannya. Banyak organisme yang terdapat di laut, namun pada kegiatan ini kita batasi untuk mengupas organisme laut jenis Plankton, Nekton dan Bentos.
a. Plankton
Plankton terdiri dari dua jenis yaitu fitoplankton (golongan tumbuh-tumbuhan) dan zooplankton (golongan hewan).
1) Fitoplankton, adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil, ia melayanglayang di air dan merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Contoh plankton ini yaitu Alga merah banyak terdapat di Laut Merah, Alga biru banyak terdapat di Laut Tropik, Dinophysis, Navicula dan lain-lain.
2) Zooplankton, adalah sebuah koloni (kelompok) yang terdiri dari berbagai-jenis hewan kecil yang sangat banyak jumlahnya. Contoh zooplankton misalnya Copepoda, Tomopteris, Arrow Wori, Jelly Fish (ubur-ubur) dan Crustace. Di samping menjadi makanan utama ikan, tumpukan bangkai plankton di laut dangkal juga merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
b. Nekton
Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain. Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
c. Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut,cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur. Batu-batu karang yang biasa kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos. Jika timbunannya sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk Gosong Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain Gosong Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit. Batu-batu karang yang dihasilkan oleh bentos dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan lain-lain. Sedangkan zat kimia yang terkandung dalam tubuh bentos bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk permbuatan obat dan kosmetika.
2. Pemanfaatan Perairan Laut dalam Kehidupan
Sebagaimana perairan darat, perairan laut juga sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Secara umum perairan laut dapat dimanfaatkan sebagai: sarana transportasi, usaha perikanan, usaha pertambangan, sumber bahan baku obat-obatan dan kosmetika, sumber energi, rekreasi serta pendidikan dan penelitian.
a. Sarana transportasi Pemanfaatan perairan laut sebagai sarana transportasi sudah dikenal sejak jaman nenek moyang dulu. Mereka memanfaatkan sarana transportasi laut untuk kepentingan pindah tempat (mencari tempat tinggal baru), ekonomi dan lain-lain.
b. Usaha perikanan Laut memiliki banyak jenis ikan dalam jumlah yang banyak pula. Oleh karena itu jika potensi ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dapat meningkatkan kualitas gizi serta perbaikan ekonomi.
c. Usaha pertambangan Sebagaimana telah disebutkan, bahwa di dasar laut tersimpan mineral tambang yang berupa gas dan minyak bumi. Oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai usaha pertambangan.
d. Usaha budi daya rumput laut Perairan laut terutama di laut dangkal merupakan tempat yang sangat bagus untuk usaha budi daya rumput laut. Selain sebagai sumber bahan makanan dan minuman, unsur kimia yang ter dapat di dalam rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat dan kosmetika.
e. Sumber bahan baku obat-obatan dan kosmetika Berbagai unsur kimia terdapat dalam tubuh biota laut seperti zooplankton, nekton, rumput laut dan lain-lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan obat dan kosmetika.
f. Sumber Energi Perbedaan suhu air laut, gelombang pasang surut dan angin di atas laut mempunyai potensi jika dimanfaatkan sebagai sumber energi.
g. Rekreasi Perairan laut rata-rata pemandangannya indah terutama di daerah pantai. Namun tidak jarang kita temukan pemandangan indah yang terdapat di bawah laut, oleh karena itu sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi.
h. Pendidikan dan Penelitian Bagi para mahasiswa, ilmuwan serta peminat kelautan lainnya, laut merupakan laboratorium yang dapat dijadikan sarana untuk melakukan pendidikan dan penelitian di bidang ilmu kelautan (Oceanografi).
3. Pembagian wilayah perairan laut di Indonesia
Ada tiga hal yang akan dikupas dalam masalah ini yaitu Batas Laut Nusantara, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusive (ZEE). Indonesia disebut negara maritim, maksudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas laut. Dengan demikian secara administratif kita memiliki kekhasan dalam hal batas-batas wilayah negara. Hal ini berbeda dengan negaranegara yang terletak di daratan yang hanya memiliki satu jenis batas negara yaitu batas teritorial yang langsung berbatasan dengan negara lain di sekitarnya.Tentang batas perairan suatu negara telah disepakati oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesuai dengan hasil Konferensi Hukum Laut Internasional yang telah disepakati, Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
a. Batas Laut TeritorialLaut Nusantara merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar pulau tersebut. Sedangkan Batas Laut Teritorial merupakan batas kedaulatan penuh negara Indonesia artinya negara-negara lain tidak diperbolehkan memasuki wilayah ini tanpa izin negara kita. Namun demikian Indonesia juga menyediakan jalur pelayaran sebagai prasarana lalu lintas damai. Di jalur ini Indonesia mempunyai hak penuh untuk memanfaatkan sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Batas Laut Teritorial ini ditarik sejauh 12 mil laut dari garis pantai yang terjauh menjorok ke laut (1 mil laut = 1,852 km). Penentuan titik pantai yang dijadikan dasar untuk melakukan pengukuran adalah dengan mencari garis pantai yang paling jauh menjorok ke laut. Setelah ketemu kemudian pada garis itu dicari rata-rata pada saat air pasang dengan saat air surut. Garis ini disebut garis dasar. Dari garis dasar inilah kemudian diukur sejauh 12 mil ke laut untuk menentukan Batas Laut Teritorial.
b. Batas Landas KontinenLandas Kontinen (Continental Shelf) adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan kelanjutan dari suatu benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya (kondisi geologi). Yang paling mudah diamati, landas kontinen memiliki kedalaman tidak boleh lebih dari 150 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara yang bersangkutan. Batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar ke arah luar paling jauh 200 mil laut. Jika terdapat 2 negara yang berdampingan dalam satu landas kontinen dengan jarak yang kurang dari 200 mil, maka untuk menentukan batas landas kontinen bagi kedua negara tersebut dilakukan dengan cara membagi dua wilayah tersebut yang sama jauhnya dari garis pantai masing-masing.
Negara kita terletak pada 2 landas kontinen (landas kontinen Asia di bagian barat dan landas kontinen Australia di bagian timur), maka baik batas Indonesia dengan Malaysia dan Thailand (di bagian barat) serta Indonesia dengan Australia (di bagian timur) ke duanya menggunakan Batas Landas Kontinen. Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Malaysia dan Thailand di selat Malaka, Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Australia di selat Arafuru. Indonesia memiliki hak penuh untuk mengelola sumber alam yang terkandung di dasar laut yang masih dalam wilayah Batas Landas Kontinen dengan tetap menghormati dan tanpa mengganggu jalur lalu lintas pelayaran damai. Hal lain yang perlu diindahkan dandilindungi adalah kepentingan-kepentingan yang menyangkut masalah: pertahanan keamanan, perhubungan, telekomunikasi dan transmisi listrik bawah laut, perikanan, penelitian ilmiah dan cagar alam.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah daerah-daerah yang berbatasan dengan laut bebas seperti sebelah selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera yang berbatasan dengan Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan Samudera Pasifik. ZEE diukur sejauh 200 mil laut dari garis pantai yang paling jauh menjorok ke laut (garis dasar). Di wilayah ini Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang pertama untuk mengelola sumber daya alam yang terdapat di dalamnya dengan tanpa mengganggu jalur lalu lintas damai yang terdapat di wilayah tersebut. Di luar ZEE adalah laut bebas yang siapapun boleh memanfaatkannya sepanjang ia mampu.
4. Berbagai Permasalahan yang Dihadapi dalam Memanfaatkan Perairan Laut
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan perairan laut. Di antara berbagai permasalahan tersebut antara lain: masih terbatasnya sarana pelayaran, potensi laut yang belum dikelola secara maksimal serta sarana perikanan laut yang umumnya masih sederhana.
a. Masih terbatasnya sarana pelayaran Sebagaimana telah kita ketahui negara kita merupakan negara kepulauan yang terdiri dari hampir 17.000 pulau besar dan kecil serta sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan. Dengan demikian diperlukan sarana pelayaran yang mencukupi untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya agar potensi lautnya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Namun pada kenyataannya sarana tersebut masih terbatas (baik sarana yang dimiliki PT. Pelni maupun pengusaha lainnya) sehingga hal ini merupakan kendala (masalah).
b. Potensi laut belum dimanfaatkan secara maksimal Terbatasnya sarana pelayaran yang ada serta fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan, menyebabkan potensi laut yang ada di tanah air belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Padahal laut kita memiliki potensi yang sangat besar, baik potensi yang berupa ikan, bahan tambang maupun mineral lainnya. Keterbatasan lainnya dalam bentuk kemampuan dan keterampilan Sumber Daya Manusianya (SDM). Sebagai contoh akibat permasalahan SDM potensi laut kita yang berupa ikan banyak dicuri oleh kapal-kapal nelayan asing. Dalam operasinya kapal mereka berbendera Indonesia dengan menggunakan Surat Ijin Penangkapan Ikan Aspal (Asli tapi Palsu).
c. Sarana perikanan laut yang umumnya masih sederhana Sarana perikanan laut (baik yang berupa sarana penangkapan, pengolahan serta penyimpanan) kebanyakan masih sederhana. Kapal-kapal penangkap ikan yang dilengkapi dengan sarana modern jumlahnya masih sangat terbatas, hal ini tidak sesuai dengan potensi laut yang kita miliki. Kapal penangkap ikan yang modern telah dilengkapi dengan radar sebagai sarana untuk ber hubungan dengan satelit maritim guna mendeteksi tempat-tempat berkumpulnya ikan. Selain itu di dalam kapal jenis ini juga dilengkapi sarana modern guna mengolah dan menyimpan hasil tangkapan. Dengan demikian hasil tangkapan siap dipasarkan, atau bahkan kapal dapat langsung berlayar menuju negara tempat tujuan ekspor.

PERAIRAN LAUT (JENIS LAUT, KEDALAMAN LAUT, GERAKAN AIR LAUT dan MINERAL LAUT)

1. Jenis Laut
Ada beberapa jenis laut, menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut Transgresi, laut Ingresi dan laut Regresi.
a. Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
b. Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
c. Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.
Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu laut tepi, laut pertengahan dan laut pedalaman.
a. Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolah olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah.
Contohnya laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.
b. Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara benua Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan lain-lain.
c. Laut pedalaman, adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.
Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal.
a. Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
b. Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
c. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritic.
d. Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
2. Cara Mengukur Kedalaman Laut
Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.
 Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading)
Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-kadang bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga memerlukan waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan di dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah di dasar laut masih terdapat organisme yang bisa hidup.

 Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading
Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut. Rumus untuk mencari kedalaman laut melalui teknik gema duga adalah sebagai berikut: : d = x V x t 1 di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu Jadi misalnya diketahui waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t) ada 4 detik dan kecepatan suara dalam laut (V) = 1600 m/detik, maka kedalaman laut dapat dihitung sebagai berikut: d = 12 x 1600 m x 4 d = 12 x 6400 m = 3200 Jadi kedalaman laut adalah 3200 m.
3. Gerakan Air Laut
Ada tiga hal yang akan kita bahas sehubungan dengan gerakan air laut ini yaitu arus laut, gelombang laut dan pasang surut air laut.
 Arus Laut Arus laut atau sea current adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang ber gerak di bawah permukaan laut. Menurutsuhu nya kita meng enal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhu nya lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedang kan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya.

 Gelombang Laut Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan terbentuk gelombang.

Sebab terjadinya gelombang, antara lain:
 Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
 Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang.
 Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang “tsunami”. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan banyak kerugian. Dapat dikatakan arus merupakan derasnya aliran air laut, baik aliran naik turun (vertikal) maupun aliran mendatar (horizontal). Sedangkan gelombang merupakan gerakan naik turunnya air laut. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut puncak gelombang sedangkan titik terendah pada gerak an menurun disebut lembah gelombang.
c. Pasang Surut (Ocean Tide)
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi: Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
Ada dua macam pasang surut.
1) Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi – Bulan – Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar. Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut besar.
2) Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi M a t a h a r i – B u l a n – B u m i membentuk sudut 90°. Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang terendah (rendah).Terjadinya peristiwa pasang surut permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain: untuk kepentingan penelitian, usaha pertambakan, kepentingan militer misalnya untuk mengatur pendaratan pasukan katak, sumber energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.
4. Pemanfaatan Gerakan Air Laut dalam Kehidupan
Jika Anda sedang di tepi pantai atau sedang berlayar, amatilah air laut, di sana Anda akan melihat bahwa air laut tidaklah diam. Banyak hal yang mempengaruhi gerakan air laut, salah satu di antaranya yang paling penting adalah gerakan angin. Air akan bergerak sesuai arah angin. Gerakan air laut sebenarnya salah satu anugerah yang dapat kita manfaatkan. Dalam kehidupan kita gerakan air laut antara lain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pelayaran, perikanan, energi (pembangkit tenaga listrik), pertanian laut dan pariwisata.
a) Pelayaran Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran terutama kapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada prinsipnya dalam perjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak maupun arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
b) Perikanan Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat yang banyak planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu bagi para nelayan, informasi tentang gerakan air laut dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan.
c) Energi (pembangkit tenaga listrik) Belanda dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan air laut sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik). Sedangkan di Indonesia hal ini masih dalam tahap uji coba. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan pemerintah Belanda kini sedang melakukan uji coba membangun proyek pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.
d) Pertanian Laut Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak di bidang pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di bidang pertanian laut (seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang, mutiara dan lainlain), kalau tidak memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil pertaniannya akan hanyut terbawa oleh air laut sehingga mengalami gagal panen.
e) Pariwisata Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang banyak memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para wisatawan. Olahraga selancar angin misal nya, memerlukan tempat yang gelombangnya besar.
5. Mineral Perairan Laut dan Pemanfaatannya
Banyak mineral yang terdapat di perairan laut yang dapat kita manfaatkan misalnya garam, kapur minyak bumi, fosfat, kalsium karbonat dan lain-lain.
a. Garam Sebagaimana kita ketahui garam merupakan salah satu mineral yang sangat di butuh kan oleh tubuh kita. Pengambilan garam dilakukan dengan cara mengeringkan air laut.
b. Minyak bumi Selain di darat, minyak bumi juga ditemukan di dasar laut, misalnya ladang minyak di celah Timor, laut Natuna, laut Cina Selatan dan lain-lain.
c. Kapur atau Gamping Batu kapur banyak kita temukan tersebar di dasar laut dangkal. Batu kapur merupakan bahan baku dalam industri semen, alat tulis, gula, gelas dan lain-lain. Selain itu batu kapur juga diperlukan sebagai bahan bangunan.
d. Fosfat Binatang-binatang laut seperti ikan, udang, algae, teripang, kerang, mutiara dan lain -lain yang hidup di terumbu-terumbu karang secara alami akan mengalami siklus biologi. Sisa-sisa kehidupan dari hasil siklus tersebut merupakan bahan fosfat yang sangat diperlukan sebagai bahan dasar industri pupuk.
e. Kalsium karbonat Kalsium karbonat diperlukan sebagai bahan pembuatan potas. Kalsium karbonat diperoleh dari rumput laut

Sungai, Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya, Daerah Aliran Sungai dan Pemanfaatan Perairan Darat

1. Sungai dan Jenis-jenisnya

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain. Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser). Ke mana air itu mengalir? Air mengalir bisa ke laut, ke danau, ke rawa, ke sungai lain dan bisa juga ke sawah-sawah.

Ada bermacam-macam jenis sungai. 

>> Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.

1) Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
2) Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
3) Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

>> Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai per manen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.

1) Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2) Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
# Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
# Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

>> Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.

1) Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
2) Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikut strike batuan.
3) Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
4) Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arahkemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
5) Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litolo mau pun struktur geologi.
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.
6) Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walau pun ada struktur geologi (batuan) yang melintang.Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
7) Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

>> Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis , rektanguler , dan pinate :
1) Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
2) Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
3) Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
4) Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.
5) Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
6) Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
7) Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
8) Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

2. Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

a. Bagian Hulu Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.

b. Bagian Tengah Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

c. Bagian Hilir Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau Rivers basin atau Watershed.
DAS adalah daerah yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir ke sungai yang bersangkutan. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa DAS merupakan daerah di sekitar sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke sungai tersebut. 

DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus 

a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
 b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.

Sebagai tempat penampungan air hujan DAS harus kita jaga kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya.
Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya tanda-tanda yang berupa:
a. Lingkungan DAS semakin bertambah gundul, dan
b. Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.

Selain itu gejala alam yang akan terjadi bila DAS rusak adalah:
a. air sungai meluap, sering terjadi banjir,
b. akan terbentuk delta sungai, dan
c. dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.

4. Pemanfaatan Perairan Darat

Perairan darat antara lain dapat kita manfaatkan untuk kepentingan sumber air minum, sumber tenaga, irigasi, perikanan darat, transportasi, bahan baku industri, rekreasi dan olahraga air.

a. Air Minum Air yang kita minum sehari-hari baik yang berasal dari air sumur, air PAM, air danau atau sungai dan lain-lain merupakan bagian dari perairan darat.

b. Sumber tenaga (energy) Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sumber tenaga, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga air dan sebagai sarana transportasi.

c. Irigasi Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana irigasi. Dengan demikian kita dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan perkebunan.

d. Perikanan Darat Berbagai usaha produksi perikanan darat (seperti ikan mas, lele, belut, nila dan lainlain) dapat kita jalankan berkat adanya sistem perairan darat. Majunya usaha perikanan darat di samping meningkatkan penghasilan juga meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

e. Sarana Transportasi Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. Contohnya banyak sungai-sungai di pulau Kalimantan dan Sumatera yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi.

f. Bahan baku industri Pemanfaatan air sebagai bahan baku industri misalnya dalam memproduksi listrik tenaga air. Contoh lainnya PT. Inalum di Sumatera Utara memanfaatkan air sungai Asahan dalam proses produksi aluminiumnya.

g. Rekreasi Waduk-waduk, rawa, danau ataupun sumber-sumber air panas merupakan tempat yang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi yang menarik.

h. Olah raga air Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai sarana olah raga seperti renang, selam, kano dan lain-lain.

Hidrosfer, Pengertian Perairan Darat, Jenis dan Persebarannya dan Air Tanah

1. Hidrosfer

Memang bumi tempat tinggal kita ini merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang sebagian besar permukaannya tertutup oleh air. Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup oleh air, baik air yang ada di darat maupun yang ada di laut. Lapisan air yang menutupi permuka an bumi kita ini disebut hidrosfer. Nah sekali lagi Anda ingat yang dimaksud dengan hidrosfer adalah lapisan air yang menutupi permukaan bumi. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi membentuk samudera, laut, rawa, danau, sungai, tumpukan es, awan, uap dan lain-lain. Air yang terdapat di permukaan bumi dapat berbentuk padat (seperti es, gletser), berbentuk air (seperti air sungai, air danau, air ( laut), dan berbentuk gas (seperti awan dan uap di udara/atmosfer). Perlu juga Anda ketahui bahwa jumlah air di bumi ini tetap, akibat adanya sinar matahari terjadi siklus(daur) air.
Proses terjadinya siklus air dapat Anda pelajari melalui uraian berikut:

a. Siklus air kecil

Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5° C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).Penguapan Hujan Awan Uap air berubah men jadi butir-butir air terkumpul menjadi awan atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut /lautan sebagai hujan.

b. Siklus air sedang

Uap air yang berasal dari laut / lautan di tiup angin bergerak sampai di atas daratan bergabung dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Setelah mencapai ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di daratan mengalir kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di dalam tanah.

c. Siklus air besar

Uap air yang berasal dari lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa angin bergabung dengan uap air yang berasal dari danau,sungai, awa, tumbuh-tumbuhan dan benda benda lain.. Uap yang telah bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku, menjadi awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju, salju men cair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut. Holtzman memberikan gambaran siklus air secara keseluruhan sebagai berikut: akibat pemanas an oleh sinar matahari air yang ada di laut, sungai, danau, rawa dan benda-benda lainnya meng uap membubung ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu (karena pengaruh suhu) uap air berubah menjadi awan atau titik-titik air. Awan turun ke permukaan bumi berupa hujan. Sebagian air hujan turun di permukaan laut dan sebagian lainnya turun di atas daratan. Air hujan yang turun di darat sebagian disimpan menjadi air tanah dan sebagian lagi mengalir kembali ke laut melalui sungai.

2. Pengertian Perairan Darat, Jenis dan Persebarannya

Sekarang coba perhatikan air sumur, air pompa, air sungai, air empang, air danau, air rawa yang ada di sekitar rumah Anda. Air-air tersebut termasuk dalam bentang perairan darat. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham bukan, bahwa air sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan darat. Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut hidrologi. 

a. Danau

Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain.
Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan 

1) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.

2) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.

3) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.
4) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.

5) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.

6) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.

b. Rawa

Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:

1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, rawa ini tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang.
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
# Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
# Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuh-tumbuhan)
# Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.

2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian, rawa ini memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti
Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
# Airnya tidak terlalu asam.
# Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
# Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi kehidupan kita antara lain:
# Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
# Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
# Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
# Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara antara lain:
# Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
# Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.

3. Air Tanah

Pernahkah Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari manakah air tersebut di peroleh ? Kalau jawaban Anda dari air tanah, maka jawaban Anda betul. Di sekitar kita (di permukaan tanah), dapat kita saksikan adanya air sumur, sungai, danau, rawa dan lain-lain. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah yang disebut air tanah. Jadi benar jika Anda mengatakan bahwa air yang kita minum serta kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari adalah air tanah.
Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan menimba, memompa ataumengalirkan air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air tanah berada pada pori-pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda memperhatikan permukaan air sumur, maka akan Anda lihat bahwa dalamnya permukaan air sumur di berbagai tempat tidak sama. Ada daerah tertentu misalnya di daerah pantai atau di pinggir sungai, mungkin cukup menggali 2 meter kita telah memperoleh air tanah, tetapi di daerah gunung mungkin kita perlu menggali hingga kedalaman nya mencapai 10 atau 15 meter untuk memperoleh air tanah.
Perbedaan ini disebabkan oleh per bedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan tidak mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim kemarau permukaan air tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada musim penghujan.

Ada bermacam-macam jenis air tanah.
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.

a) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
b) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah dalam.

Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah ber asal dari hujan dan pencairan salju.
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Ada 4 wilayah air tanah yaitu:

1) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
2) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.
3) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.
4) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.